KOMPLEKSITAS KOMUNIKASI MANUSIA
Dalam
pandangan lain, manusia disebut juga berhubungan dengan manusia lain, biasa
disebut makhluk sosial. Dikatakan juga manusia adalah makhluk yang saling
berhubungan bahkan saling membutuhkan dari individu satu ke individu lainnya,
dari individu satu ke kelompok lain atau dari kelompok satu ke kelompok
lainnya. Yang kesemuanya tidak dapat terpisah antara satu dengan yang lainnya,
bahkan bisa membatasi antara satu dengan yang lainnya.
Kompleksitas tingkah laku
kehidupan manusia, meliputi hampir seluruh kegiatan kehidupan manusia,
manusia memiliki pertimbangan dalam bertindak, manusia juga mampu merefleksikan
kegiatan masa lalu yang pernah dialaminya,dan juga memproyeksikan masa depan
apa yang hendak dilakukan serta apa yang dicita-citakan, semua dilakukan oleh
manusia itu sendiri sesuai dengan apa yang manusia kehendaki. Diikuti dengan
konsekuwensi tanggungjawab yang bisa memberikan pengaruh emosional,
psikis, sosial,ekonomi, serta budaya.
Selanjutnya untuk dapat memahami
cara berpikir manusia merupakan memahami cara tindakan dari manusia itu
sendiri. Salah satunya adalah kebudayaan yang dimiliki oleh manusia itu
sendiri. Kebudayaan yang dimiliki manusia berawal dari kebudayaan manusia
terdahulunya. Merupakan sarana dalam pergaulan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Dari tahun ke tahun, abad ke abad, dan zaman ke zaman kebudayaan
manusia semakin kompleks dari pola kebudayaan itu sendiri. Pola menurut dari
segala aspek yang ada dalam kebudayaan itu.Kebudayaan manusia cenderung menuju
sifat modernitas.
Kompleksitas manusia itu muncul
sebagai akibat dari semakin rumitnya pola kehidupan manusia serta kemajuan
teknologi yang diciptakan itu sendiri. Jika pola kehidupan manusia semakin
rumit, maka masalah-masalah yang timbul pun semakin kompleks. Ini membuktikan
bahwa dari waktu ke waktu, manusia selalu berpikir mencari penyelesaian masalah
tersebut. Dengan penyelesaian masalah tersebut, maka manusia menciptakan
teknologi yang dapat membantu masalah mereka itu. Selain itu, manusia
memunculkan suatu ide-ide, gagasan-gagasan baru guna basis penciptaaan
teknologi selanjutnya. Atau sebuah kumpulan konsep-konsep baru dalam memahami
keberadaan masalah pada saat itu. Maka kemungkinan terjadinya suatu complex
system dalam kebudayaan manusia serta terbentuklah suatu pandangan dalam diri
manusia dan terbentuknya perilaku yang baru.
A.Karakteristik Komunikasi Manusia
Brent Ruben mengatakan bahwa
komunikasi manusia sesungguhnya merupakan gunung es. Yang tampak dipermukaan
(yang dapat dilihat dengan kasat mata) hanya sebagian kecil. Bagian terbesarnya
justru berada dibawah permukaan, tidak dapat dilihat atau diamati. Ketika
seorang awam melihat dua orang yang sedang bercakap-cakap, melihat sejumlah
kecil terlibat dalam diskusi, dan sebagainya, proses komunikasi yang terjadi
tampaknya sederhana: pesan dikirimkan (send message), pesan kemudian diterima
(received message), lantas seseorang bertindak atas pesan yang diterimanya itu.
Sebenarnya, proses proses yang terlihat sederhana itu
sesungguhnya tidaklah demikian. Proses komunikasi yang terjadi sangat kompleks.
B.Aspek Komunikasi
yang Dapat Diamati (Terlihat)
v Interactants
Yang
dimaksud dengan interactants disini
adalah orang, yakni orang yang terlibat dalam proses komunikasi, baik secara
pengirim maupun penerima. Kita juga bisa menyebutnya dengan partisipan
komunikasi. Siapapun orang terlibat dalam komunikasi baik dalam komunikasi
interpersonal, kelompok, sosial, massa bisa kita sebut interactants.
v Simbol
Simbol
adalah sesuatu (huruf, angka, kata, objek, orang atau tindakan) yang mewakili
sesuatu. Simbol dapat berupa simbol verbal dan non verbal. Kemampuan
menggunakan simbol adalah kemampuan manusia yang membedakannya dengan makhluk
hidup lain.
Diantara
berbagai pokok pembicaraan yang dipikirkan oleh para pemikir dan penulis dewasa
ini, satu hal rupanya hampir disepakati oleh semua orang; bahwa simbol telah
mempunyai makna dan mempunyai arti arti yang sangat penting dalam kehidupan
manusia (Dillistone, 2002; 15)
v Media
Media
adalah sarana yang dipakai oleh manusia dala mengirimkan pesan. Sampai saat ini
media yang digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi sangat bervariasi.
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh dalam hal ini.
C.Aspek Komunikasi yang Tidak Dapat Diamati (tidak Terlihat)
Ø Meaning
Manusia
menciptakan atau menghasilkan simbol. Ketika menggunakan simbol dalam
berkomunikasi, kita menciptakan arti arti (meaning)
dari simbol-simbol tersebut. Tanpa arti yang kita buat simbol itu tidak
bermakna lagi.
Dalam
memberi makna sebuah simbol, ada sebuah simbol yang disepakati oleh banyak
orang, ada pula simbol yang artinya secara terbatas atau berbeda-beda.
Ø Learning
Manusia
lahir dengan kecenderungan merespon pesan tertentu. Kita menyebutnya refleks.
Misalnya, bayi yang baru dilahirkan secara otomatis dapat mengisap susu ibu,
kita dengan cepat akan berteriak dan menarik tangan kita jika tangan itu kena
sesuatu yang panas atau membuatnya sakit, dsb. Respon seperti ini bersifat
otomatis, non simbolik, dan tidak dipelajari.
Respon
seperti itu hanya sebagian kecil dari aktivitas manusia. Dalam kehidupannya,
manusia justru lebih banyak dituntu memproses pesan yang didasari oleh
arti-arti (meaning) yang telah
dipelajarinya. Setipa saat manusia dihadapi oleh pesan-pesan dan ia harus
memberikan reaksi atas pesan-pesan itu. Disini, ia bertindak atau memberikan
respon dengan memberi arti atas pesan-pesan itu. Pemberian arti itu diperoleh
manusia lewat proses learning
(belajar). Hal itu diperoleh melalui sekolah formal, (misalnya: membaca,
menulis, menghitung); namun proses belajar terbanyak melalui pengalaman.
Ø Subjectivity
Orang yang melakukan komunikasi.
Ø Negotiation.
Dalam proses komunikasi, kita selalu melakukan
adaptasi atau menyesuaikan diri dengan komunikator lain. Dalam proses negosiasi
kita akan mengirimkan pesan-pesan yang kita perkirakan akan diterima oleh mitra
bicara kita dan kita berusaha membuat interpretasi atau menangkap makna atas
pesan yang dikirim olehnya sesuai dengan yang dimaksudkannya. Karena proses
negosiasi ini, komunikasi tetap bisa berlangsung.
Ø Culture
Setiap
saat kita belajar dari dan dengan orang lain. Kita dipengaruhi orang-orang lain
melalui partisipasi kita dalam kelompok, organisasi, dan masyarakat. Melalui
partisipasi ini, kita membagun kesamaan pengalaman dengan orang-orang lain.
Dalam proses komunikasi sosial ini, simbol-simbol kita pengalaman-pengalaman
orang lain menjadi terbagi, tersebar, terstandarisasi. Inilah yang disebut
dengan intersubjectived.
Melalui
komunikasi manusia, kita menciptakan budaya bersama. Ini akan membantu kita
dalam memberikan makna atas sesuatu. Makin sama budaya kita dengan orang lain,
makin sama pandangan atau makna kita tentang sesuatu, maka makin baik
komunikasi berjalan.
Ø Interactive levels and contest
Komunikasi
manusia berjalan dalam berbagai konteks dan berbagai tingkat, bisa ditingkat
idividual, antar individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat.
Hubungan-hubungan individu lain yang kita jalin, kelompok dimana kita terlibat,
organisasi tempat kita bekerja, dan masyarakat tempat kita tinggal, semuanya
akan mempengaruhi aktivitas komunikasi individual kita. Pada gilirannya,
komunikasi interpersonal kita misalnya apa yang kita rasakan dan pikirkan
tentang diri kita sendiri mempengaruhi interaksi kita dengan orang lain,
kelompok, organisasi, dan masyarakat.
Ø Self-reference
Komunikasi
manusia bersifat self-reference dan
autobiografis. Dalam berkata atau bertindak, atau memberikan makna akan
sesuatu, orang selalu merujuk pada dirinya sendiri dan pengalamannya sendiri
tentang hal tersebut.
Ø Self-reflexivity
Karakteristik
lain dari komunikasi manusia adalah adanya kemampuan refleksi diri atau
kesadaran diri (self conciousness).
Artinya, manusia punya kemampuan melihat dirinya sendiri sebagai ‘diri’ (self).
Karena
kemampuan ini, manusia memiliki kemampuan untuk memikirkan dirinya,
perilakunya, harapannya, dan sebaliknya juga mengenali apa-apa kekurangannya,
kegagalannya, harapannya yang tak tercapai, dan sebagainya. Kemampuan tentang
‘diri’ ini berpengaruh besar terhadap misalnya bagaimana kita kita bicara
kepada orang lain, kita berpikir tentang sesuatu, kita bertindak, dan
sebagainya. Ini semua jelas berpengaruh terhadap hubungan kita dengan orang
lain.
Ø Inevitabillity
Manusia
tidak dapat tidak berkomunikasi (we
cannot not communicate). Manusia tidak akan pernah berhenti melakukan
komunikasi. Sepanjang waktu ia akan terus terlibat dalam proses menghasilkan
dan menerima pesan.